Kisah cinta Eza Gionino dan Meiza Aulia, yang akrab disapa Eca, adalah salah satu cerita yang penuh dengan liku-liku di dunia hiburan Indonesia. Meskipun akhirnya berhasil melangkah ke jenjang pernikahan pada 22 Juli 2018, perjalanan mereka tidaklah mudah.
Pernikahan mereka harus dilalui tanpa restu dari ibu Eza, Ruch Gaya, yang menentang keras hubungan tersebut. Cerita ini adalah tentang bagaimana cinta bisa bertahan meski dihadang oleh berbagai rintangan, termasuk penolakan dari keluarga.
Eza Gionino pertama kali bertemu dengan Meiza pada tahun 2015, saat ia sedang menjalani rehabilitasi akibat kepemilikan narkotika. Eca, yang sedang melakukan tugas akhir di tempat rehabilitasi tersebut, bertemu dengan Eza, dan keduanya saling jatuh hati.
Hubungan mereka pun berkembang dengan cepat, dan pada akhir tahun itu, mereka resmi menjalin asmara. Namun, hubungan mereka tidak berjalan mulus. Foto mesra Eza dengan wanita lain sempat membuat publik berspekulasi bahwa mereka telah putus, tetapi pada akhirnya, cinta mereka tetap bertahan.
Meskipun telah menjalin hubungan selama hampir tiga tahun, ibu Eza tidak pernah memberikan restunya. Ruch Gaya merasa bahwa Meiza memonopoli hidup Eza dan mengubah putranya menjadi sosok yang berbeda.
Bahkan, ia mencoba menjodohkan Eza dengan wanita pilihannya sendiri. Namun, Eza yang sudah dewasa merasa bahwa ia berhak menentukan masa depannya sendiri, termasuk memilih siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya. “Saya sudah 28 tahun, saya berhak untuk memilih pilihan saya sendiri,” tegas Eza.
Konflik antara Eza dan ibunya semakin memanas ketika Eza memutuskan untuk tetap menikahi Meiza tanpa restu. Pada awalnya, Eza mencoba untuk bersabar dan menunggu restu dari sang ibu, bahkan sempat menunda pernikahan yang seharusnya dilangsungkan pada 6 Juli 2018.
Namun, restu tersebut tidak kunjung datang, dan akhirnya, pasangan ini memutuskan untuk melangsungkan pernikahan pada 22 Juli 2018. Tindakan ini membuat Ruch Gaya semakin marah, bahkan sampai menyebut Eza sebagai anak durhaka dan menyatakan bahwa ia tidak lagi menganggap Eza sebagai anaknya.
Setelah pernikahan dilangsungkan, ibu Eza tetap bersikukuh dengan pendiriannya untuk tidak memberikan restu. Dalam wawancara dengan media, Ruch Gaya mengatakan bahwa sampai kapan pun ia tidak akan memberikan restunya kepada Eza dan Eca.
“Sampai mati pun tidak ada restu dari saya,” ujarnya dengan tegas. Bahkan, ia melontarkan kata-kata keras kepada suaminya, yang menghadiri pernikahan Eza sebagai saksi, menunjukkan betapa besarnya rasa kecewa yang ia rasakan.
Meskipun harus menghadapi penolakan dari keluarga, Eza dan Eca tetap berusaha menjaga keutuhan rumah tangga mereka. Eza, yang merasa sedih dengan sikap ibunya, mengaku tidak pernah bermaksud durhaka.
Ia menjelaskan bahwa keputusannya untuk pergi dari rumah adalah untuk menghindari pertengkaran yang lebih besar dengan sang ibu. “Saya pengin tanya, saya durhaka seperti apa? Konotasi durhaka, menurut saya, saya usir ibu saya dan semua orang dari rumah dan saya hidup dengan keinginan saya sendiri. Itu baru saya durhaka,” kata Eza.
Eza dan Eca menjalani pernikahan mereka dengan tekad untuk membuktikan bahwa cinta mereka lebih kuat dari segala rintangan. Meskipun ibu Eza menolak untuk menerima Eca sebagai menantu, pasangan ini tetap melangkah maju, berusaha membangun kehidupan bersama.
Cinta mereka, yang tumbuh dari pertemuan di tempat yang tidak terduga, telah melalui berbagai ujian, dari gosip putus hingga penolakan keluarga. Namun, mereka tetap bertahan, menunjukkan bahwa cinta sejati tidak mudah goyah.
Kisah cinta Eza Gionino dan Meiza Aulia adalah contoh bagaimana cinta bisa menjadi sumber kekuatan, bahkan ketika dihadapkan pada tantangan yang paling sulit. Mereka menunjukkan bahwa meskipun restu dari orang tua sangat penting, cinta dan komitmen antara dua orang juga tidak kalah pentingnya.
Dengan keberanian dan keteguhan hati, Eza dan Eca telah membuktikan bahwa mereka bisa mengatasi segala rintangan, dan mereka terus berjuang untuk menjaga kebahagiaan dalam pernikahan mereka.
Meskipun perjalanan mereka penuh dengan tantangan, kisah cinta Eza dan Eca tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Mereka menunjukkan bahwa cinta tidak selalu berjalan mulus, tetapi dengan keteguhan dan komitmen, segala rintangan bisa diatasi.
Kini, mereka menjalani kehidupan pernikahan mereka dengan harapan bahwa waktu akan membawa kedamaian dan mungkin suatu hari restu dari ibu Eza akan datang. Sampai saat itu tiba, Eza dan Eca terus melangkah bersama, membuktikan bahwa cinta sejati mampu bertahan meski dihadapkan pada situasi yang paling sulit sekalipun.