Lukman Sardi, aktor sekaligus produser ternama Indonesia, memiliki kisah cinta yang penuh dengan lika-liku. Dalam perjalanan hidupnya, Lukman mengalami berbagai tantangan dan keraguan, terutama ketika ia bertemu dengan wanita yang kini menjadi istrinya, Pricillia Pullunggono. Kisah cinta mereka tidak hanya menyatukan dua hati, tetapi juga dua keyakinan yang berbeda.
Sebelum bertemu dengan Pricillia, Lukman Sardi mengaku tidak pernah memiliki keinginan untuk menikah. Hal ini disebabkan oleh pengalaman pribadinya melihat pernikahan sang ayah, Idris Sardi, yang mengalami tiga kali perceraian.
Pengalaman tersebut meninggalkan kesan mendalam pada Lukman, membuatnya skeptis terhadap konsep pernikahan dan cinta. Namun, pandangannya berubah saat ia bertemu Pricillia Pullunggono, seorang wanita yang berhasil mengubah cara pandangnya tentang komitmen dan kehidupan berumah tangga.
Ketika Lukman mulai menjalin hubungan dengan Pricillia, mereka dihadapkan pada masalah perbedaan keyakinan. Lukman saat itu memeluk agama Islam, sementara Pricillia adalah seorang Kristen. Perbedaan ini sempat menjadi tantangan besar dalam hubungan mereka.
Namun, keduanya memilih untuk tetap melanjutkan hubungan mereka, meskipun banyak rintangan yang harus dilalui. Lukman terus berdoa dan berharap agar ia bisa menjalani hidup bersama Pricillia, meskipun ada tembok besar yang memisahkan keyakinan mereka.
Pada tahun 2009, Lukman Sardi dan Pricillia Pullunggono akhirnya memutuskan untuk menikah. Pernikahan mereka digelar dengan penuh cinta meskipun berada dalam perbedaan agama.
Lukman mengaku sangat kagum dengan Pricillia, yang mau menjalani kehidupan bersamanya meskipun menghadapi risiko besar karena perbedaan ini. Keputusan mereka untuk menikah menjadi bukti bahwa cinta dan komitmen dapat mengatasi berbagai rintangan.
Pernikahan mereka telah dikaruniai tiga anak laki-laki, yakni Akiva Dishan Ranu Sardi, Akira Deshwan Yi Obelom Sardi, dan Akino Dashan Kaimana Sardi. Kehadiran anak-anak ini semakin memperkuat ikatan cinta antara Lukman dan Pricillia.
Meski sempat ragu dengan pernikahan, Lukman kini dikenal sebagai seorang family man yang sangat sayang kepada keluarganya. Kehidupan rumah tangga mereka yang harmonis jarang diterpa isu miring, bahkan di tengah sorotan media.
Selain perbedaan agama, Lukman dan Pricillia juga dihadapkan pada perbedaan usia yang cukup jauh, yakni 13 tahun. Namun, perbedaan ini tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk tetap bersama. Lukman selalu menghargai sikap Pricillia yang mau menerima dan mendukungnya dalam berbagai situasi, bahkan ketika mereka menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.
Pada tahun 2014, setelah lima tahun menikah, Lukman Sardi memutuskan untuk berpindah agama ke Kristen. Keputusan ini bukanlah sesuatu yang mudah, dan sempat menimbulkan kontroversi di kalangan publik.
Namun, Lukman menegaskan bahwa perpindahan agamanya bukan karena desakan dari Pricillia, melainkan hasil dari perjalanan spiritual pribadinya. Ia mengaku bahwa perjalanan ini merupakan proses panjang yang dipengaruhi oleh berbagai pengalaman hidup, termasuk pengaruh besar dari kakeknya yang dikenal sebagai sosok yang penuh kasih.
Perjalanan spiritual Lukman mencapai puncaknya setelah ia mendapatkan surat dari sang kakek yang menggugah hatinya tentang pentingnya kasih dalam hidup. Perjalanan ini akhirnya membawa Lukman kepada kedamaian dalam agama Kristen, yang ia pilih setelah melalui berbagai pertanyaan dan pencarian.
Kini, setelah 13 tahun menikah, Lukman dan Pricillia tetap menunjukkan kebersamaan dan cinta yang kuat. Mereka kerap membagikan momen-momen kebahagiaan mereka di media sosial, menunjukkan betapa harmonisnya kehidupan rumah tangga mereka.
Lukman selalu menekankan pentingnya menjadi suami yang baik bagi Pricillia, dan ia merasa bahwa keberadaan sang istri di sisinya adalah pelengkap yang membuat hidupnya lebih bermakna.
Kisah cinta Lukman Sardi dan Pricillia Pullunggono adalah contoh nyata bahwa cinta sejati bisa mengatasi segala perbedaan.
Meskipun harus melewati berbagai rintangan, mereka berhasil membuktikan bahwa dengan cinta, komitmen, dan kepercayaan, segala hal bisa diatasi. Semoga kisah mereka terus menginspirasi banyak orang dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
